Thursday, October 25, 2012

Gedung Bersejarah Ribuan Jendela


Ribuan Jendela Lawang Sewu

Berikut Tentang Lawang Sewu Ribuan Cerita Dahulu merupakan Kantor Pusat Perkeretaapian yang terbesar dan pertama di Indonesia (HIS). Bangunan Megah bergaya art deco, dibangun oleh arsitektur Belanda Prf.Jacob F. Klinkhamer dan B.J Queendag yang dibangun tahun 1903.Masyarakat mengenal Gedung Lawang Sewu karena memiliki pintu dalam jumlah banyak. Gedung ini masuk dalam 102 bangunan kuno atau bersejarah di kota Semarang, bangunan ini digunakan sebagai obyek wisata dengan fasilitas berupa peninggalan sejarah arsitek bangunan kuno dan antik dimana ada ruang bawah tanah serta menara informasi.Bagian depan bangunan bersejarah ini dihiasi oleh menara kembar model gothic dan terbagi menjadi dua are, memanjang kebelakang yang mengesankan kokoh, besar dan indah. Arsitektur Lawang Sewu bergaya art deco yang bercirikan ekslusif yang berkembang pada era 1850-1940 di benua Eropa.

Wednesday, October 24, 2012

Memasuki salah satu Gedung Lawang Sewu



Penyebutan Lawang Sewu oleh penduduk lokal bukan tanpa alasan. Dalam bahasa Jawa, lawang berarti pintu dan sewu berarti seribu, jadi lawang sewu berarti seribu pintu. Hal ini bukan berarti bahwa Lawang Sewu memiliki seribu pintu, melainkan untuk menggambarkan jumlah pintu di Lawang Sewu yang teramat banyak.

Selain arsitekturnya yang indah, Gedung Lawang Sewu juga sarat akan nilai sejarah. Pada awal pembangunannya, gedung yang terletak tepat di depan Jalan Raya Pos Daendels ini digunakan sebagai kantor pusat NIS dan tempat tinggal pegawai Belanda. Kemudian pernah digunakan sebagai penjara bawah tanah oleh serdadu Jepang, lokasi pertempuran 5 hari di Semarang, hingga kantor pemerintahan pasca Indonesia merdeka. Saat ini pengelolaan Gedung Lawang Sewu berada di bawah PT KAI.

Memasuki salah satu Gedung Lawang Sewu, YogYES disambut lorong panjang yang dipenuhi pintu kayu di kanan dan kirinya. Bangunan yang dulu juga berfungsi sebagai tempat tinggal pegawai NIS ini dilengkapi dengan ballroom, ruang makan yang luas, gedung serbaguna, hingga gedung pertunjukan berbentuk bahtera terbalik di lantai atas. Sayangnya tidak ada lagi perabotan yang tersisa di ruangan tersebut, yang ada hanyalah ruangan yang kosong dan hampa. Kunjungan ke Lawang Sewu kemudian dilanjutkan dengan menyusuri ruang bawah tanah. Menyaksikan ruangan-ruangan sempit, gelap, dan lembab yang pernah digunakan sebagai penjara berdiri dan penjara jongkok membuat bulu kuduk YogYES meremang. Aroma kekejaman yang terjadi di masa lalu terasa dengan jelas. YogYES pun mempercepat langkah meninggalkan ruangan ini.

Saturday, October 20, 2012

Bangunan Kuno Lawang Sewu

Kamis 20 oktober 2012 - Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Jawatan Kereta Api Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Perhubungan Jawa Tengah.Setelah menempuh perjalanan sekitar 55 menit dengan menggunakan maskapai plat merah, pagi itu saya pun telah berada di jalanan kota Semarang.   Dalam perjalanan dari bandara Achmad Yani ke hotel tempat menginap, kami pun melewati bangunan besar bergaya kolonial dan memiliki banyak jendela.  Anggun sekali dan mirip kantor pusatnya PTPN IV yang berada di Medan.  Teman dari Cabang Semarang yang turut menjemput saya mengatakan bangunan itu adalah Lawang Sewu, salah satu ikon kota mereka.  Cerita mistis yang menyelimuti gedung seribu pintu ini pun sudah sering saya dengar, malah ada yang menyampaikan kalau gedung ini tidak hanya dikenal dengan gedung seribu pintu, namun juga seribu hantu. 

Wednesday, October 17, 2012

Cerita Menyeramkan di Lawang Sewu



Ceritanya, aku lagi sama keluarga masuk bagian bawah tanahnya LAWANG SEWU, orang bilang banyak berbagai macam gaib dibagian bawah tanah itu. Setelah sampai di bawah tanah, gw sama keluarga sampai dimana tempat itu dulu digunakan sebagai penjara Belanda. Tempat itu sangat gelap dan penuh air semata kaki, jadi kita semua pake sepatu boot, bersama pemandunya.

Tiba-tiba aku mendengar seperti ada pengajian disitu, banyak suara orang, tetapi tidak jelas orang banyak itu bicara apa. Pada saat kejadian ini, hanya aku yang mendengar, keluarga ku tak mendengar. Lalu kita semua bersama pemandunya segera naik ke atas dan meninggalkan ruang bawah tanah tersebut.

Setelah di atas, kita semua memasuki ruangan satu persatu. Karena sesuai dengan namanya yaitu lawang sewu (bahasa Jawa) yang berarti pintu seribu. Saat memasuki ruangan itu, gw bersama bokap masuk, yang laen pada nunggu diluar. Tiba-tiba, aku dan ayah mendenger suara hii,hii,hii (suara kuntilanak). Saat itu juga aku dan ayah segera keluar.

Lalu kita semua melanjutkan jalan2 lagi ke lantai 2. Di lantai 2 temannya ayahku sedang berfoto, dia tidak sengaja mengambil foto pohon. Dia merasa curiga sama ni gambar pohon, lalu di zoom. Setelah di zoom, terdapat gambar kepala gendoruwo. Pada saat itu kita semua jadi merinding.

Friday, October 12, 2012

Mengenang Sejarah Lawang Sewu





Bangunan ini menghadap ke Taman Wilhelmina yang sekarang lebih dikenal sebagai komplek Tugu Muda. Di depan Lawang Sewu dulu melintas rel trem kota Semarang, jurusan Bulu รข€“ Jomblang. Foto udara yang diambil pada tahun 1927 masih memperlihatkan jalur perangkutan ini.Setelah Jepang mengambil alih pemerintahan Belanda di Indonesia pada tahun 1942, ruang bawah tanah gedung ini yang sebelumnya merupakan saluran pembuangan air di “sulap” menjadi penjara bawah tanah sekaligus saluran pembuangan air. Gedung ini juga menjadi saksi bisu pertempuran sengit antara rakyat Indonesia dengan tentara Jepang yang terkenal dengan sebutan Pertempuran Lima Hari di Semarang (14 Oktober 1945 - 19 Oktober 1945). Untuk mengenang peristiwa bersejarah tersebut, beberapa tahun kemudian pemerintah membangun sebuah prasasti di halaman Taman Wilhelmina yang sekarang dikenal sebagai Tugu Muda.