Thursday, March 14, 2013

Menara Lawang Sewu

Menara Lawang Sewu Yang berdiri kokoh di daerah semarang ini sungguh membuat aku rindu.Selain merupakan bangunan kuno peninggalan Belanda, kompleks Lawang Sewu ini cocok digunakan untuk kawasan pemotretan baik secara komersial seperti pre wedding dan syuting maupun foto non komersial seperti foto narsis atau foto keluarga oleh para wisatawan yang mengunjungi kompleks Lawang Sewu ini. Lorong yang panjang dan banyaknya pintu yang berjajar yang unik ini sering digunakan oleh wisatawan untuk berfoto saat berkunjung ke Lawang Sewu ini.Namun sedikit disayangkan, tiket masuk sekaligus sewa pemandu cukup mahal untuk wisatawan. Ditambah untuk menikmati wisata ke penjara kawah tanah di dalam kawasan Lawang Sewu harus mengeluarkan dana ekstra. Sebagian pengunjung tampaknya terpaksa mengeluarkan kocek lebih karena datang dari jauh ingin mengetahui sejarah dan tur di dalam Lawang Sewu ini. Harapannya obyek wisata Lawang Sewu tidak hanya sebagai obyek wisata yang mengeruk keuntungan namun lebih kepada kembali menceritakan kembali sejarah yang terjadi di bangunan tua ini.

Bangunan Lawang Sewu yang telah berusia lebih dari 100 tahun

Bangunan Lawang Sewu
Thousand Door itulah bahasa inggris dari lawang sewu.Bangunan Lawang Sewu yang telah berusia lebih dari 100 tahun ini sejak tahun 2011 mulai dipugar untuk pemanfaatan fungsi baru yaitu sebagai ruang usaha komersial dan konservasi. Hasil yang didapat dari usaha ini diharapkan dapat mendukung pelestarian bangunan Lawang Sewu.Arus lalu lintas di seputaran kawasan Tugu Muda cukup ramai namun suasana berubah menjadi tenang dan sepi ketika memasuki halaman bangunan Lawang Sewu. Bangunan Lawang Sewu cukup besar dengan halaman yang cukup luas. Terlihat beberapa bagian bangunan sedang mengalami renovasi dan perbaikan.Setelah membayar tiket masuk disebuah ruangan kecil di dekat pintu masuk bangunan Lawang Sewu, kami dipandu oleh seorang pemandu untuk berkeliling bangunan gedung Lawang Sewu. Di Lawang Sewu sendiri ada peraturan dimana setiap pengunjung baik individu maupun kelompok wajib didampingi oleh pemandu untuk berkeliling Lawang Sewu. Tidak usah kuatir kalau berkunjung sendirian, anda bisa berpatungan dengan wisatawan lain yang berjumlah sedikit untuk membentuk kelompok kecil agar menghemat biaya jasa pemandu.

Loka Wisata Lawang Sewu Semarang


Lawang Sewu Semarang
Berkunjung ke Kota Semarang kurang lengkap kalau belum mengunjungi salah satu bangunan tua yang terletak di kawasan Tugu Muda. Bagunan tua yang merupakan salah satu kota Semarang dikenal dengan sebutan Lawang Sewu ini menjadi wisata wajib ketika berkunjung ke kota Semarang.Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945). Gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan Surat Keputusan Wali Kota Nomor. 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.

Sejarah Gedung Bangunan Lawang Sewu

Lawang Sewu
sekilas sejarah bangunan Lawang sewu - Lawang Sewu adalah salah satu bangunan bersejarah yang dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda, pada 27 Februari 1904. Awalnya bangunan tersebut didirikan untuk digunakan sebagai Het Hoofdkantoor van de Nederlansch Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) atau Kantor Pusat Perusahan Kereta Api Swasta NIS. Sebelumnya kegiatan administrasi perkantoran NIS dilakukan di Stasiun Samarang NIS. Namun pertumbuhan jaringan perkeretaapian yang cukup pesat, dengan sendirinya membutuhkan penambahan jumlah personel teknis dan bagian administrasi yang tidak sedikit seiring dengan meningkatnya aktivitas perkantoran. Salah satu akibatnya kantor pengelola di Stasiun Samarang NIS menjadi tidak lagi memadai. NIS pun menyewa beberapa bangunan milik perseorangan sebagai jalan keluar sementara. Namun hal tersebut dirasa tidak efisien. Belum lagi dengan keberadaan lokasi Stasiun Samarang NIS yang terletak di kawasan rawa-rawa hingga urusan sanitasi dan kesehatan pun menjadi pertimbangan penting. Kemudian diputuskan untuk membangun kantor administrasi di lokasi baru. Pilihan jatuh ke lahan yang pada masa itu berada di pinggir kota berdekatan dengan kediaman Residen. Letaknya di ujung Bodjongweg Semarang (sekarang Jalan Pemuda), di sudut pertemuan Bodjongweg dan Samarang naar Kendalweg (jalan raya menuju Kendal). NIS mempercayakan rancangan gedung kantor pusat NIS di Semarang kepada Prof. Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan B.J. Ouendag, arsitek yang berdomisili di Amsterdam. Seluruh proses perancangan dilakukan di Negeri Belanda, baru kemudian gambar-gambar dibawa ke kota Semarang. Melihat dari cetak biru Lawang Sewu tertulis bahwa site plan dan denah bangunan ini telah digambar di Amsterdam pada tahun 1903. Begitu pula kelengkapan gambar kerjanya dibuat dan ditandatangi di Amsterdam tahun 1903.Dan Sekarang Sudah Menjadi Obyek wisata yang terkenal di dunia mancanegara

Lawang Sewu is a landmark in Semarang

Lawang Sewu is a landmark in Semarang, Central Java, Indonesia.The Lawang Sewu complex was in a state of considerable dilapidation.Simon Marcus Gower, writing in The Jakarta Post, noted it as being "dark and evidently sick. Its white walls are faded throughout blackened by pollution and neglect. Rendered walls are cracked and any wall paper has long since fallen away to reveal the red bricks beneath. Mould and weeds grow over much of the building and mice and rats are the chief residents.The building soon underwent renovations to ensure that it would be profitable as a tourist attraction.Governor of Central Java Bibit Waluyo mobilized several dozen soldiers to assist with the renovations; the soldiers focused on external repairs. Local residents were disappointed in the renovations, opining that it had lost its authenticity.

gerbang depan lawang sewu

ini adalah lawang sewu peningalan zaman belanda yang sudah bertahun-tahun  berdiri kokoh,di daerah semarang jawa tengah indonesia.monument yang sudah di akui dunia internasional.lawng sewu adalah bahasa jawa,yang berartikan seribu pintu kalau bahasa indonesia di karenakan terlalu banyaknya pintu yang ada di gedung tersebut.anda bisa mengunjungi obyek ini,dengan mengunakan armada yang sangat mudah,dikarenakan tempatnya juga srategis di dalam kota.

Thursday, February 21, 2013

Lokasi Bawah Tanah Lawang Sewu

Bawah Tanah Lawang Sewu
Pada zaman pendudukan Jepang tahun 1942, ruang bawah tanah gedung Lawang Sewu sebelumnya merupakan saluran pembuangan air yang menjadi penjara bawah tanah sekaligus saluran pembuangan air. Gedung ini juga menjadi saksi bisu pertempuran sengit antara rakyat Indonesia dengan tentara Jepang yang terkenal dengan sebutan Pertempuran Lima Hari di Semarang .Perjalanan pertama dari pintu utama menuju lantai dua, melewati sebuah anak tangga yang didepannya terdapat sebuah dinding kaca grafir dengan ornamen ukiran yang indah dan warna-warni yang masih asli. Kaca grafir atau kaca patri ini kondisinya masih baik dan terawat, konon dibawa langsung dari negeri Belanda pada saat pembangunan Lawang Sewu ini.Di lantai dua bangunan Lawang Sewu, kami berjalan menelusuri lorong dan pintu sambil dijelaskan oleh pemandu mengenai sejarah bagunan Lawang Sewu ini. Menurut pemandu, bangunan Lawang Sewu ini sedang direnovasi dan kemudian akan kembali digunakan menjadi kantor PT KAI (Kereta Api Indonesia).Perjalanan kami lanjutkan menelusuri lorong dan pintu yang tak terhitung jumlahnya hingga sampai pada sebuah ujung bangunan yang terdapat sebuah jembatan penghubung ke gedung yang satunya lagi.